Tuhan bolehkah seperti ini, selalu mengetuk pintuMu untuk meminta? Bukannya menerima dan mensyukuri semua rahmatMu.
Sementara tugas penghambaan kepadaMu adalah menerima semua pemberianMu. Tanpa boleh memilih bahagia atau derita. Harus menerima dengan ikhlas dengan kadar yang sama, sedih atau gembira. Adakah ruang untuk memilih?
Namun sesungguhnya ya Tuhan. Rasanya semua hambaMu menginginkan kebahagiaan, kesenangan, suka cita dalam kehidupan. Aku hambaMu, seringkali ingin menolak semua penderitaan, kesedihan dan duka cita.
Baca juga : Syukur di Balik Kesedihan
Meskipun mungkin semua hambaMu tahu bahwa di balik penderitaan yang Kau hadirkan, ada hikmah, ada kasih sayang, ada karunia.
Tapi Tuhan, aku mengaku lemah, tak kuasa ketika ujian itu berupa kesedihan, kekurangan, penderitaan. Aku tak kuasa ya Tuhan.
Aku pasti selalu datang mengeluh kepadaMu, menangis memohon pertolonganMu. Meminta pengampunan dan mengangkat beban derita.
Apakah itu artinya aku tak mensyukuri nikmati-Mu? Berarti aku tak menerima semua cobaan-Mu? Apakah Aku durhaka kepada-Mu, ya Tuhan?
Lalu kemana Aku harus mengadu atas semua kesulitan dan penderitaan? Apakah aku tak boleh berkeluh kesah kepadaMu ya Tuhan?
Baca juga : Jalan Sunyi
Haruskah aku tetap tersenyum dan bahagia meski dalam kepedihan?
Apakah itu disebut sabar dan tawakal?
Meskipun kusadari, penderitaan ini bermula dari kesalahan dan dosa-dosaku. Bahwa semua kesulitan dan kesakitan bahkan duri kecil yang menusuk kaki pun adalah pengampunan dosa.
Baca juga : Mencintai Dengan Sederhana
Tapi maafkan aku ya Tuhan. Masih saja aku berkeluh kesah, mengadu dan menangis di hadapanMu. Sebab, sekecil apapun beban derita itu, tak satupun makhluk bisa mengangkatnya selain Engkau ya Tuhan. *****
Tello, 7 November 2022