“Seandainya aku punya sayap.. Terbang-terbanglah aku.. Kucari dunia yang lain, untuk apa ku di sini”
Sebait lagu ini membuatku merenung panjang. Bagaimana bisa sepenggal lagu ini mewakili diriku dan mungkin banyak manusia overthinking lainnya di sana.
Ya, mengapa saya menyebutnya overthinking? Sebab orang-orang yang terlalu banyak memikirkan masa lalu dan ketakutan melewati masa depan yang membayangkan bisa seperti burung. Terbang mencari dunia lain.
Berharap di dunia lain itu ada kebahagiaan, ada ketenangan, tak ada masalah dan hidup nyaman.
Baca juga : Begini Cara Ed Sheeran Menurunkan Berat Badan
Seperti diriku saat ini. Kemelut hidup sering membuatku seperti terjebak. Kaki terikat dan tak bisa melangkah. Membayangkan punya sayap dan bisa terbang, maka mungkin aku ingin terbang sejenak melepas penat.
Tak perlu mencari dunia yang lain. Cukup sekadar melihat pemandangan lain untuk mengalihkan semua pemikiran yang seperti bergelayut di pikiran, di pundak di setiap langkah. Menjadi beban.
Kalau terbang ke dunia lain, deg-deg an juga. Apakah tempat itu bebas masalah? Lalu nanti bisakah hidup terasa indah dan bahagia di sana. Bila ternyata di sana lebih parah daripada di sini… Aaah, dasar overthinking.
Baca juga: Masjid, Menara Gading dan Fakir Miskin
Berkali-kali harus kupukul dahi ini untuk kembali sadar. Memikirkan jauh yang tak jelas ke mana arahnya.
Seharusnya aku cukup mensyukuri hari ini saja. Melewatinya dengan senyum dan bahagia meski tak bahagia. Besok urusan Tuhan. Tak usah dipikirkan sekarang. Iya, kalau besok masih hidup.
Berdoa saja semoga setiap perpindahan waktu dari detik ke menit ke jam, Tuhan selalu mengubah kehidupan kita menjadi lebih baik.
Semoga Tuhan selalu memberi jawaban atas doa-doa dan permintaan kita. Semoga hari-hari semakin baik. Sebab perlu keyakinan bahwa Tuhan baik. Pasti akan selalu mengubah segalanya menjadi lebih baik. Meskipun dosamu berlimpah seperti buih di lautan. ***
Tello 30 Oktober 2022