Allah SWT selalu punya cara tak terduga untuk menguji hambaNya. Seringkali terasa menyakitkan, tak jarang pula ujian itu membuat kita bahagia. Namun selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa.
Baca juga: Melewati Ujian Keimanan Dengan Syukur dan Sabar
Bila kita diuji dengan kekayaan, harta yang banyak, kesehatan yang prima tentu kita akan sangat bahagia. Bukankah itu menjadi tujuan dari kita hidup di dunia? Tentu saja semua orang bercita-cita yang sama. Hidup kaya raya, senang dan bahagia.
Namun manusia sering lupa, bahwa kesenangan itu pun hakikatnya juga ujian. Tak jarang, kesenangan membuat manusia lupa diri. Lalai berdoa, lupa berbagi, merasa lebih dari orang lain. Lalu muncul sifat umuk dan sombong. Kita lupa bahwa Jin yang merasa lebih baik dari Adam, terusir dari surga karena sombong.
Itulah mengapa kekayaan, keberhasilan pun menjadi ujian.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 216).
Lalu kisah sejumlah Nabi dan Rasul yang mendapat ujian dengan penderitaan. Nabi Ayub Alaisalam. Dalam riwayatnya Nabi Ayub menderita penyakit selama 18 tahun. Penyakit itu membuat Nabiullah yang kaya raya itu kehilangan harta benda. Lalu anak-anaknya tujuh orang lelaki dan perempuan meninggal. Tinggallah Nabi Ayub bersama isterinya yang miskin dan papah.
Namun riwayat menceritakan Nabi Ayub tak pernah berkeluh kesah. Dia hanya meminta Allah agar lidahnya tidak sakit dan luka. Supaya dia tak berhenti berzikir memuji Allah Swt.
Sampai pada suatu masa, karena kemiskinan isterinya bekerja menjadi tukang cuci pada keluarga kaya. Namun mengetahui bahwa tukang cuci itu adalah isteri Ayub yang berpenyakit kulit itu, sang majikan memecatnya. Sampai akhirnya, isteri Ayub harus menjual rambutnya yang panjang dan lebat karena kebutuhan ekonomi.
Baca juga :Mencintai Dengan Sederhana
Pada titik itu Nabi dengan santun berdoa kepada Allah, “Ya Allah, aku terkena penyakit”. Setelah 18 tahun, Allah lalu menyembuhkan Nabi Ayub dan mengembalikan bahkan melebihkan kesehatan, kekayaan dan memiliki anak kembali.
Di dekat kita, ada Gubernur, Jakarta, Anies Baswedan yang bercerita serupa, tentang hikmah di balik peristiwa.
Tak pernah membayangkan akan menjadi Gubernur DKI Jakarta setelah dipecat dari jabatan Menteri Pendidikan periode pertama Presiden RI Joko Widodo.
Tahun kedua kedudukannya sebagai menteri, dia diganti. Siapapun tahu bagaimana peran Anies Baswedan pada kemenangan Jokowi saat itu.
Namun dalam kondisi sedang dirawat karena terserang penyakit demam berdarah, Anies malah didatangi para petinggi partai politik dan melamarnya untuk menjadi calon gubernur usungan mereka. Lalu lihatlah bagaimana akhirnya. Anies Baswedan menjadi gubernur DKI Jakarta Oktober 2017 dan berakhir 16 Oktober 2022.
Apa kata Anies tentang hikmah di balik peristiwa? “Apa yang kita lihat hari ini buruk, belum tentu buruk. Hikmahnya itu datang besok. Bila ada peristiwa, kita tunggu akhirnya.”
Lalu bekas Rektor Universitas Paramadina Indonesia mengatakan bila kita berhadapan dengan situasi yang di luar kendali, kita serahkan pada Allah, dan tunggu hikmahnya. Kata Anies kepada Alvito dari Detikcom yang mewawancarainya saat itu.
Ada banyak kisah hikmah di balik peristiwa. Penting bagi kita untuk mempelajarinya. Sehingga kita tak terlalu bersedih hati ketika musibah menimpa. Tetapi tidak pula terlalu bersuka cita ketika diberi lebih oleh Allah Swt. Semoga menjadi perenungan..
Tello, Jumat 14 Oktober 2022