Batas Langit
No Result
View All Result
  • Woman Talks
  • Refleksi
  • Ihwal
  • Ragam
  • Ruang Keluarga
No Result
View All Result
  • Woman Talks
  • Refleksi
  • Ihwal
  • Ragam
  • Ruang Keluarga
Batas Langit
No Result
View All Result

Anak-Anak Pemberani

Anita Anggriany Amier by Anita Anggriany Amier
November 3, 2021
0
Readers: 1,134

“Kita adalah pemegang mandat kehidupan. Sewaktu dilahirkan, Tuhan hanya bersabda,”Inilah hidupmu,” setelah itu kita jelajahi sendiri: Karena suratnya dipegang orangtua, mereka memelihara dengan penuh kesungguhan. Setelah itu suratnya pun dikembalikan dan pemegangnya bisa memilih untuk menjelajahi kehidupan itu dengan penuh tantangan atau diam saja sebagai penumpang” (Rhenald Kasali, Self Driving 2014)

UMUR-nya belum lagi 24 tahun. Namun pengalamannya sebagai anak laki-laki yang mandiri telah melampaui usianya. Dia bekerja apa saja. Pernah jadi asisten pengusaha yang dipercayakan membawa uang ratusan juta rupiah hingga menjadi sopir pribadi pada orang yang disetiakannya. Jangan tanya lagi macam-macam jenis pekerjaan yang dia lakukan. Pernah menjual cemilan yang dibawa ke kampus, untuk sekadar mendapat uang makan sehari-hari.

Sebagai pemuda yang sedang mekar, tengah melirik gadis, sempat terbersit rasa malu ketika dia disapa juniornya hanya untuk mengatakan, “Kak, saya sudah beli cemilannya.. enak!”.. Hahaha, wajahnya pun bersemu dadu ketika menceritakan hal ini.

Dia lakoni semua pekerjaan itu untuk bisa membiayai hidupnya bersama dua orang adik. Juga membiayai kuliahnya, serta pendidikan adik-adiknya. Tak heran, kalau diumur yang sekarang, dia masih wara-wiri ke kampus. Tak hanya soal menyelesaikan studi, tetapi berorganisasi dan bersosialisasi dengan civitas akademi menjadi kesenangannya.

Jauh sebelum 24 tahun, ketika dia memilih merantau meninggalkan tanah kelahiran, dia telah mengambil tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga untuk kedua adiknya itu. “Saya bilang sama Mama, saya bisa Ma, menyekolahkan mereka,” cerita lelaki muda itu pada saya. Dari matanya saya melihat tekad yang kuat, percaya diri, dan berkarakter. Meskipun, sering juga terlihat wajah ‘bocah’ dalam tatapan matanya. Hebatnya, tak ada keluhan atas apapun yang dia jalani sekarang.

Lahir dari keluarga sederhana di sebuah desa nun jauh di pelosok Sulawesi. Yang kampungnya baru saja dua tahun terakhir ini dialiri listrik. Namun semangat lelaki muda ini mengalirkan energi besar bagi orang dewasa seperti saya.

Sepertinya orang dewasa yang masih menyimpan keluh terhadap keadaannya, mereka yang masih memilah-milah pekerjaan dengan alasan latar belakang sekolah dan keluarganya, mereka yang bersekolah tinggi namun tak tahu bagaimana dengan ilmunya, harus belajar pada lelaki muda ini.

Sesungguhnya saya melihat, dia tengah menggenggam dunia di tangannya. 80 Persen, saya yakin dia bisa menjadi apa saja yang dia mau, karena kemauan dan tekadnya yang besar, berani mengambil sikap dan tindakan yang dianggapnya benar. Tinggal lagi 20 persen kita serahkan pada kehendak Ilahi. Tahu cita-citanya? Dia harus jadi pengusaha yang kaya…

Seperti kata Rhenald Kasali dalam bukunya Self Driving (2014), setidaknya anak lelaki ini sudah tahu bagaimana menjadi driver dan bukan penumpang pada hidupnya. Dia tak perlu lagi dituntun untuk melakukan apa yang bisa dia lakoni dalam hidup. Selain agama sebagai petunjuk dan sunnah Rasul.

Namun satu hal yang saya yakini ketika melihat lelaki muda ini. Yaitu ada doa yang diselipkan ibunya mungkin dalam setiap sujud, mungkin dalam setiap tarikan nafas. Meski tiga tahun lalu ibunya telah berpulang sebagaimana ayahnya yang lebih dahulu berpulang kehadirat Ilahi. Tak hanya doa, mungkin nilai-nilai dan sikap yang ditanamkan ibunya, membuat lelaki muda ini sangat tenang dan beretiket. Dia tahu bagaimana harus bersikap dan berperilaku kepada orang lain.

Satu hal lagi. Dia selalu bersyukur atas apa-apa yang dilakoninya hingga sekarang. Merasa Tuhan menyayanginya. Dia selalu menemukan Tuhan “turun tangan” disaat apa saja yang dia hadapi.

Tanpa malu, saya pun meminta tolong padanya. “Tolong ajarkan Thariq, anak lelakiku, menjadi pemberani sepertimu. Ajarkan bagaimana cara kau bisa melakoni dunia ini dengan sederhana dan tenang…!” (***)

Tello, 3 November 2021

Tags: buku rhenald kasalibuku self driving 2014rhenald kasali self driving 2014
Share312Tweet195Share78
Anita Anggriany Amier

Anita Anggriany Amier

Next Post
Rumah Ibadah  di Dunia dan Akhirat

Masjid, Menara Gading dan Fakir Miskin

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Facebook Twitter Youtube Vimeo Instagram

Navigate

  • Home
  • About
  • Archives
  • Contact

Category

  • Cerpen
  • KONTEMPLASI
  • News Flash
  • Ragam
  • Refleksi
  • Ruang Keluarga
  • Uncategorized
  • Woman Talks

BatasLangit © 2020

No Result
View All Result
  • Home
  • About
  • Contact

BatasLangit © 2020