Lapar itu baik bagi anda. Semasa kecil, kita seringkali dilarang untuk mengudap di antara waktu makan. Namun selama 40 tahun terakhir, kebiasaan itu berubah seperti yang ditulis DR Michael Moesley di dailymail.co.uk.
Menurutnya, makanan yang tersedia di setiap sudut jalan selama 24 jam. Tujuh hari seminggu, serta industri makanan ringan yang terus menggoda, membuat kita mengadopsi pola pikir mengemil atau ‘merumput’ untuk melindungi rasa takut kelaparan.
Dikelilingi oleh godaan setiap saat. Tanpa sadar kita telah menambah ekstra kalori. Setiap harinya dari kudapan manis, berlemak dan asin melalui makanan olahan. Jelas kondisi ini berkontribusi terhadap semakin melebarnya lingkar pinggang.
Berita mengejutkan bahwa angka diabetes telah berlipat ganda dalam 15 tahun terakhir. Sebagian fakta bahwa jutaan orang di seluruh negeri, senang mengunyah dan mengemil untuk membuat kesehatan memburuk.
Menurut Dr Michael Mosley, kita berbicara tentang ‘Hangry’ yaitu campuran emosional antara, rasa lapar dan rasa marah. Lalu mengisi kantong kita dengan berbagai kudapan, makanan olahan sambil menunggu waktu untuk makan. Rasa takut lapar inilah yang membuat kita makan terlalu sering.
Penelitian yang dilakukan Amerika menemukan bahwa jumlah waktu yang dihabiskan orang di antara ‘episode makan’ telah berubah. Semula dari empat setengah jam menjadi tiga setengah jam untuk orang dewasa. Lalu empat jam sampai tiga jam untuk anak-anak.
Kita juga makan terlalu banyak makan pada satu waktu dan cenderung mengabaikan sinyal kenyang.
Ini bukan kesalahan industri makanan tetapi sejumlah ahli kesehatan juga menyarankan kita untuk tiga kali makan sehari. Bahkan menyarankan untuk mengudap disela-sela waktu makan untuk menghindari lapar.
- Jangan Takut Lapar
Sebenarnya tidak perlu khawatir dengan rasa lapar jangka pendek yang sesekali terjadi. Jika Anda cukup bugar dan sehat, Anda akan bertahan hidup tanpa makan setiap beberapa jam.
Sebab kata Dr Michael, tubuh dan gen kita sudah ditempa untuk kondisi yang kurang diselingi juga oleh rasa ‘ledakan’sesekali.
Sayangnya otak manusia telah mahir meyakinkan bahwa kita lapar dihampir semua situasi. Ketika kita merasa kurang atau kecewa, saat kita marah, sedih, bahagia atau bahkan netral sekalipun.
Kita makan saat kita bosan, saat haus, saat kita berada di sekitar makanan. Kebanyakan dari kita makan hanya karena rasanya enak. Ini dikenal sebagai ‘kelaparan hedonis’.
“Kenyataannya jika Anda masih memproses makanan terakhir Anda, sangat tidak mungkin Anda benar-benar kelaparan,” tandasnya.
Perhatikan kata DR Michael, total waktu ‘transit’ makanan untuk melewati sistem tubuh kita bisa sampai dua hari. Tergantung pada jenis kelamin, metabolisme dan apa yang kita kerjakan.
Meskipun rasa lapar bisa jadi tidak menyenangkan, tapi itu lebih cair dan terkendali daripada yang mungkin Anda pikirkan. Kepedihan akan berlalu. Perut tidak enak diperut hanyalah tanda bahwa makanan yang baru saja Anda makan sedang didorong melalui usus kecil oleh serangkaian kontraksi otot yang disebut peristaltik. Itu semua adalah bagian dari proses pencernaan.
Faktanya, tubuh Anda akan berterima kasih karena tidak mengemil dan memperpanjang rentang waktu di antara waktu makan. Jika mereka tidak terus menerus berfokus pada pencernaan, berbagai sistem dalam tubuh Anda dapat melanjutkan dengan istirahat dan perbaikan yang melindungi Anda dari penyakit.
“Ini sangat penting terutama di malam hari, jadi sebaiknya hindari makan larut malam dan menghindari camilan sebelum tidur,” tandas Dr Michael. ***