DR MAX PEMBERTON ahli kesehatan mental dan psikiatri anak dari Inggris, merasa sangat sedih melihat kondisi anak-anak yang mengalami perceraian orang tuanya yang buruk.
Tentang pertarungan hak asuh yang tidak mendidik, ketika orang tua berpikir bahwa mereka melakukan yang terbaik untuk anak-anak mereka, menghabiskan waktu bertahun-tahun dan keberuntungan untuk saling bertarung di pengadilan.
“Sebagai seorang dokter, saya muak dan lelah melihat anak-anak menanggung beban emosi akibat pernikahan yang gagal, perceraian yang berantakan, dan pertengkaran orang tua,”tulis DR Max Pemberton di DailyMail.co.uk.
Selama 15 tahun bekerja di sebuah klinik medis A&E di Inggris yang mencakup kesehatan mental, serta psikiatri anak. Pemberton melihat dampak perselingkuhan dan kehancuran pernikahan yang pahit berkali-kali terhadap kondisi kejiwaan anak-anak dan remaja.
Anak-anak dan remaja cenderung mengalami masalah emosi dan perilaku, gangguan makan, dengan penyakit fisik yang tidak dapat dijelaskan, yang merupakan manifestasi dari tekanan emosional.
Potensi kerusakan anak-anak dalam perceraian yang sengit dan perebutan hak asuh cukup besar.
Penelitian menunjukkan bahwa rasa ketidakstabilan yang dialami anak-anak di rumah melipat-tigakan risiko mereka mengembangkan masalah emosional, dibandingkan dengan anak-anak dari latar belakang stabil.
“Berkali-kali saya telah melihat orang tua, orang dewasa yang bertekad balas dendam, mengabaikan efek kekacauan yang mereka ciptakan. Saya tidak berbicara tentang orang tua yang lalai di sini. Itu membuat darah saya mendidih bahwa para ibu dan ayah yang bermaksud baik, yang tampaknya sangat peduli pada anak-anak mereka. Sehingga membelikan gadget terbaru dan pelatih mahal, hanya memberi makanan organik terbaik dan mengirim anak-anak ke kelas tambahan, bahwa itu semua tidak penting jika kehidupan rumah tangga mereka tidak stabil,” tandas DR Pemberton.
Tidak ada keraguan bahwa untuk kebanyakan kesehatan mental anak, lebih disukai orang tua yang berpisah dan hidup terpisah secara damai daripada tetap bersama namun saling menekan satu sama lain dan membuat kehidupan rumah tangga yang mengerikan dan kacau.
Menurut Pemberton, sebenarnya anak-anak jauh lebih tangguh dari yang kita pikirkan. Mereka bisa menahan banyak hal.
Penelitian telah menunjukkan berkali-kali bahwa, pada kenyataannya, satu-satunya hal yang benar-benar dibutuhkan seorang anak untuk berkembang secara normal adalah stabilitas.
Tidak peduli tentang susunan keluarga atau harta benda yang mereka miliki, asalkan kehidupan rumah tangga stabil.
Tugas terpenting yang harus dilakukan orang tua saat ini adalah bagaimana menciptakan rasa aman. Hanya sesederhana itu saja, namun menurut DR Pemberton terasa berat bagi orang tua untuk melakukan hal itu.
Menilik perebutan pengasuhan anak yang dilakukan pasangan Hollywood, Angelina Jollie dan Brad Pitt yang bertarung hingga lima tahun untuk pengasuhan anak, menurut Pemberton menjadikan anak-anak yang berkedip bingung dan sendirian. Mereka direduksi menjadi bidak dalam permainan catur emosional orang tua mereka.
Menurut Pemberton andai saja orang tua memahami bahwa dalam begitu banyak perpecahan sengit ini, tidak pernah ada pemenang sejati. “Dan pecundang terbesar hampir selalu anak-anak,” tegasnya. ***