ADA orang yang secara genetik bisa dengan mudah bertambah berat badan. Gen tersebut berdasarkan penelitian, dapat memengaruhi nafsu makan dan kecenderungan Anda menggunakan makan sebagai cara untuk mengatasi stres.
Dr Michael Mosley kepada DailyMail.co.uk menuliskan bahwa kebanyakan manusia memang suka makanan dan mengemil terutama saat stres. Itulah mengapa berat badan bertambah terus secara bertahap sejak usia 30-an dan 40-an dan akhirnya, pada usia 55.
Sebenarnya orang-orang yang bertambah berat badan setiap tahun menyimpan masalah kesehatan yang signifikan.
Dr Michael menyebutkan bahwa angka diabetes di Inggris telah berlipat ganda menjadi lima juta dalam 15 tahun terakhir.
Faktanya kata dia ditemukan bahwa jutaan orang di seluruh negeri senang mengunyah dan mengemil.
Itu artinya kata dia semakin banyak penderita diabetes type2. Namun yang benar-benar mengkhawatirkan bukan hanya diabetes, namun juga jumlah pradiabetes yang terus meningkat.
Pradiabetes ini dimana gula darah meningkat tetapi belum dalam kisaran diabetes. Juga fakta bahwa satu dari tiga orang dewasa memiliki penyakit hati berlemak yang tidak terdiagnosis, yang disebabkan oleh terlalu banyak lemak di sekitar pinggang.
Meskipun ada cara berdiet untuk menurunkan berat badan dan lemak pinggang, namun kata DR Michael, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Menurutnya, penting bagi seseorang untuk mengubah pola hidup dengan melakukan diet. Atau menahan keinginan makan yang tidak perlu.
Dr Michael menganjurkan seseorang untuk bisa sering merasakan lapar dengan cara diet. Salah satunya diet yang disukainya adalah Intermitten Fasting atau puasa intermiten yang juga disebut Makan dengan Waktu Terbatas. Dimana Anda makan sebagian besar kalori Anda dalam jendela waktu dari jam delapan hingga jam 12.
Ketika Dr Michael mulai bereksperimen dengan puasa intermiten, dia menemukan bahwa dia sering makan disaat yang tak perlu.
“Saya akan makan karena makanannya ada di sana, karena saya takut nanti saya lapar, atau hanya karena kebiasaan,” tulisnya.
Kenyataan dia menemukan bahwa rasa lapar berlalu begitu saja. Dan ketika dia benar-benar terasa lapar, dia tak perlu takut.
“Saya pikir puasa akan membuat saya mudah terganggu dan tidak bisa berkonsentrasi. Apa yang saya temukan adalah, kenyataannya, itu mempertajam indra dan otak saya,” tulisnya lagi.
Dr Michael meyakini bahwa keseringan ngemil ini hanya karena kebiasaan yang dibiarkan. Dia pernah membuat film dokumenter beberapa tahun yang lalu dimana sukarelawan diminta menonton film kemudian mendiskusikannya setelah itu.
Di depan meja para relawan diletakkan semangkuk keripik dan cokelat, karena tujuan percobaan yang sebenarnya adalah untuk melihat berapa banyak mereka akan makan tanpa menyadarinya.
Hasilnya kata dia, seorang pria mengunyah lebih dari 1.000 kalori dalam waktu kurang dari 40 menit.
Menurut Dr Michael, dia bisa menurunkan berat badan hanya dengan melarang makanan yang menggoda ada di dalam rumahnya. Banyak diet gagal menurutnya karena terlalu berlebihan menyikapi. Yang jelas terlalu sulit untuk menolak suguhan makanan jika itu tepat di depan Anda. Maka itu, jangan sediakan makanan tersebut di rumah Anda.
Dia menemukan bahwa menahan lapar itu tidak sulit dilakukan. Yang pasti dengan mengubah pola hidup bisa memberi manfaat bagi kesehatan kita dalam jangka panjang. ***