PERNAH suatu masa, seseorang membuatku kesal dan geram. Seseorang itu sangat diharapkan bantuannya membuat laporan penting untuk perusahaan yang saya kelola.
Seingatku, saya membayar kerjanya dengan profesional. Kami berkomunikasi dengan lancar, tanpa ada masalah. Tapi entah kenapa suatu ketika, dia tak menjawab setiap pesan yang saya kirimkan. Padahal saat itu, dia sangat kami butuhkan.
Lalu ketika akhirnya dia menjawab pesan, dia tak serius. Janji bertemupun diabaikan. Sampai akhirnya karena mendesak, saya mencari penggantinya.
Tak dinyana, website link data kantor tak bisa diakses. Pasword berubah. Sementara dialah satu-satunya yang mengakses kerja laporan itu. Sungguh jahat perbuatannya. Tak bicara apapun untuk menjelaskan maksud sikapnya. Kesal luar biasa. Namun kutahan amarah. Sungguh tak berguna melepas energi untuk dia yang tak berguna itu.
Lalu, beberapa tahun berlalu. Suatu hari masuk pesan seseorang yang tak kukenali nomornya. Meminta bantuan untuk sebuah naskah yang dia butuhkan.Tak punya pretensi apa-apa, aku mengirimkan naskah itu kepadanya. Niat membantu. Ternyata tak hanya itu, banyak lagi permintaannya. Karena banyak bertanya, perlahan-lahan kusadari orang inilah yang pernah melumpuhkan akses link administrasi kantorku.. Astagaa…
Klik… sempat terbetik kesal dan jengkel mengingat peristiwa itu. Seharusnya, tak kubantu dia, untuk membalas perbuatannya. Begitu bisik dihatiku.
Namun ada bisikan lain yang lebih kuat. Aku harus membantu orang ini. Tak boleh ada kesal atas perbuatannya yang tak bertanggung jawab itu. Aku harus melepas kemarahanku dengan membantunya. Menolong orang yang jahat kepadaku, apa salahnya. Itu suara hatiku..Akhirnya kupilih membantunya. Kulepas ragu.
Uniknya, seperti tak merasa bersalah, dia tak henti menghubungiku untuk meminta bantuan. Atau sebaliknya, ya? Dia harus menahan malu karena tak ada pilihan?
Hahaha… Tertawa aku dalam hati membayangkan hal itu. Tapi tak kupedulikan lagi. Sebab, pilihanku berbuat baik kepadanya, buka semata-mata untuk menolong dia. Sebaliknya, ini adalah jalanku melepas kemarahan, kebencian, kepada mereka yang tak baik kepadaku.
Soal dia berbuat jahat, itu urusannya. Yang pasti, pelajaran berharga bagiku adalah, berusahalah untuk tidak menyusahkan orang lain. Sebab kita tak pernah tahu bagaimana roda kehidupan berputar. Orang yang pernah kita jahati, suatu ketika menjadi orang yang kita butuhkan.
Percayalah hidup adalah rahasia Tuhan semesta alam…
(Tello, 31 Januari 2021)