Dalam penjara yang dingin di sebuah kerajaan, gadis muda keturunan bangsawan itu mendekap erat seorang bocah yang ikut menjadi penghuni sel. Lalu dia menatap satu per satu napi yang dikurung bersamanya. Laki-laki dan perempuan yang putus asa dan meratapi nasib. Esok mereka akan dihukum mati karena kesalahan yang tak seberapa. Mereka kehilangan harapan dan masa depan. Sebab melewati batas demarkasi kerajaan tetangga, demi mencari makan.
Melihat kegelisahan dan kesedihan warganya, gadis muda itu dengan tegar berkata, “Jangan pernah kehilangan harapan. Kau harus melakukan semua yang kau bisa. Kita semua akan mati. Tapi mati tanpa harapan sama saja kita bukan manusia,” tandasnya.
Kisah inspiratif ini, saya kutip dari drama Korea Hwarang ; the Poet Warrior Youth (2017). Sangat menyentuh. Membayangkan manusia yang tetap memelihara optimistis bahkan di ujung kematian yang telah ditentukan. Ujian ini seperti terjadi juga pada kita dan hampir seluruh umat manusia di sepanjang tahun 2020. Kita menghadapi wabah yang mematikan, covid19. Tak hanya menimbulkan ketakutan menghadapi kematian, pandemik ini menyebabkan berbagai kesulitan.
Satu per satu terpuruk akibat ekonomi yang melambat bahkan sebagian berhenti. Kehidupan sosial pun berubah. Tak ada lagi hang out di kafe, tak ada lagi bercengkrama di warung kopi, tak boleh lagi ada pertemuan tatap muka. Semua berhenti.
Meski sempat tak berdaya, tak sedikit orang yang mampu bangkit dan menggeliat melihat peluang di tengah wabah. Bergerak mengikuti perubahan jaman. Memanfaatkan teknologi yang berkembang pesat.
Memang terasa berat bagi yang melihat ini sebagai kesulitan. Namun peluang bagi mereka yang selalu melihat harapan.
Keterpurukan hari ini, bukan berarti harus kehilangan masa depan. Banyak contoh orang-orang yang mampu bangkit lagi setelah jatuh. Karena mereka tak pernah berputus asa dan mampu melihat peluang dan hikmah.
Kisah Harland Sanders, pendiri KFC. Sukses mendekatinya ketika umur 60 tahun. Suka menggoreng ayam sejak kecil dan memulai usaha pada usia 40 tahun. Semangat dan harapan tak padam menjual ayam gorengnya. Padahal dia memulai usaha di usia hampir separuh abad.
Seorang direktur perusahaan bank ternama Indonesia. Akuntan senior dunia perbankan bahkan memilih tantangan dengan mundur dari kariernya. Meninggalkan zona nyaman. Memilih hijrah ke negara lain, demi bisa selalu dekat dengan anak dan keluarganya. Serta mewujudkan cita-citanya menjadi cheef.
Di tahun 1970-1980 profesi koki bagi laki-laki tak memberi kesan dibandingkan statusnya sebagai akuntan. Ini dituliskan Rhenald Kasali dalam bukunya Self Driving (2019).
Bagi saya banyak hikmah di sepanjang 2020. Berubahnya gaya hidup, paling terasa. Soal cara pandang hidup. Lebih sederhana, berempati dengan sekitar dan peduli pada diri sendiri. Selain mencari makna apa tujuan hidup saya sebenarnya.
Kini di penghujung 2020. Selain introspeksi, saya pun menyusun harapan-harapan. Soal capaian, itu nomor dua. Sebab saya yakin Allah SWT paling tahu yang mana yang terbaik untuk saya. Tetapi ikhtiar dan doa tak boleh berhenti. Capaian bukan akhir, namun menikmati proses perjalanannya itu merupakan perwujudan harapan.
Satu hari lagi kita memasuki tahun 2021 Masehi. Sebenarnya untuk saya tak ada yang istimewa dari pergantian tahun. Sebab, dalam pergantian hari pun, selalu ada yang baru. Sepertinya Tuhan tak pernah membuat hari itu sama. Selalu berbeda. bahkan detik itupun tak sama.
Maka penting untuk selalu memantik harapan di setiap harinya. Yakin bahwa dalam setiap pergantian hari selalu ada yang berbeda, ada yang baru dan selalu ada harapan.
Seperti kisah gadis bangsawan itu. Sebab karena keyakinannya, tak lama, empat perwira pasukan elite dari kerajaan Silla, dimana dia berasal, datang menyerbu penjara dan membebaskan semua napi. Happy Ending.
Kita berharap semua kita menyelesaikan tugas hidup dengan akhir yang bahagia dan tak putus harapan. Semangat!!!
(Tello, 30 Desember 2020)