Aku kuatkan hati melepasmu belajar jauh dariku. Meski harum bau tubuhmu masih terasa minyak telon dan minyak kayu putih. Pipimu masih seempuk dan selembut pipi bayi, walaupun pimples mulai bertumbuh di pipimu yang chubby.
Karena cintaku pula…
Aku merelakan diri mu berjauh-jauhan dariku karena menuntut ilmu. Karena aku tak ingin, kelak kemudian hari, kau tak percaya diri menatap dunia apalagi menggenggamnya.Sebab tak kuberi kesempatan menimbah ilmu sebanyak-banyaknya di dunia yang terbuka.
Karena Cinta pula…
Membuat aku pasrah, melepaskan pendidikanmu kepada mereka yang mumpuni, yang memiliki ilmu mendidik. Yang kelak akan membentuk akhlakmu. Sebab aku tahu, diriku jauh dari sempurna sebagai pendidik bagimu.
Baca juga : Anakku, Thariq
Aku paham, diriku tak sanggup menghadapi lompatan-lompatan berpikirmu yang menembus imaginasi, mengetuk pintu-pintu langit.
Setidaknya, ada tauladan dari Aminah, wanita mulia Ibunda Rasulullah SAW. Dia melepas Muhammad menyusu kepada Halimah As Sa’diyah wanita yang diberkahi Allah, mendidik mengasuh sekaligus menyusui Rasulullah, Manusia Agung dalam sejarah peradaban manusia. Namanya hingga kini diagungkan bergema di alam semesta.
Karena cinta itu, aku menukar kehadiranmu dengan doa dalam hening sepi malam. Memohon perlindungan, kelapangan hati, jiwa dan pikiran. Memohon kekuatan bagiku “melepas” mu untuk melesat jauh.
Baca juga : Cinta tak Selalu Berpelukan, Anakku T
Seperti pesan penyair ini;
“Anakmu bukanlah milikmu, mereka adalah putra-putri sang hidup, yang rindu akan dirinya sendiri…”
Khalil Gibran
Aku harus melepasmu, sekuat tarikan nafasku, agar Kau bisa terbang jauh menembus waktu. seperti busur melepaskan anak panah melesat sejauh yang Kau bisa.
Karena Cinta Itu…
(Day-4 School, 26 Nov 2020)