Menikmati kepingan- kepingan hidup. Ada masa di mana suatu ketika kita seperti kehilangan ide, kehilangan daya ingat dan linglung. Tak tahu mau berbuat apa, meski hasrat menulis menggebu-gebu, tapi tak berdaya. Bingung memulai darimana. Seperti yang kualami saat ini.
Faktor apa ini terjadi? Terlalu sibuk? Terlalu banyak urusan? Yang jelas terlalu banyak pikiran. Sehingga seringkali hal-hal kecil terlupakan. Bahkan hal-hal besar.
Baca juga : Terimakasih, Sudah Hidup dengan Baik
Anakku selalu protes atas kelinglunganku akhir-akhir ini. Dia selalu mengingatkan aku pada kisah saat kami berdua, atau tempat-tempat tertentu yang selalu kami lewati bersama, namun tak kuingat lagi.
“Ck, Bunda toh..,” kesalnya setiap dia menerangkan sesuatu atau peristiwa dan tak kuingat lagi. “Maapkeen..” jawabku sambil tersenyum, atau tertawa atas bagian yg hilang itu.
Namun ada juga suatu masa, tiba-tiba ada hal-hal di masa lalu muncul kembali seperti slide berkelindan di pikiran. Tak selalu manis, ada juga kisah yang pahit. Tak jarang soal itu membuka luka lama, membuka kesedihan yang pernah dirasakan. Meskipun sakitnya tak terasa lagi.
Baca juga : Terjebak Dalam Perjalanan Hidup
Aah, bagaimana ini? Bikin wajah murung dan tarikan nafas panjang berkali-kali terjadi. Butuh waktu yang cukup untuk mengembalikan mood yang tiba-tiba menurun seperti ini.
Namun yang sudah-sudah terjadi, kubiarkan “menikmati” sejenak kesedihan-kesedihan dan kemurungan itu, kubiarkan semua berkejar-kejaran dalam ruang-ruang kepala dan hatiku. Menikmati rasa sakit, menikmati kesedihan, menikmati kemarahan yang biasa ikut muncul ketika masa lalu buruk yang bermunculan.
Bukankah sedih, bahagia, suka dan duka adalah bagian dalam hidup kita? Tinggal bagaimana kita mengelola setiap rasa yang muncul. Seperti film anak-anak dan remaja “Inside Out”.
Baca juga : Ketika Hidup tak Lagi Sama
Seperti saat ini, ketika aku kehilangan ide, kehilangan mood, dan tak tahu harus berbuat apa, kunikmati saja semua berjalan. Hingga tiba dititik mana aku bisa menggenggam gadget dan mulai menuliskan kisahku.
Sekadar kisah, untuk mengembalikan moodku yang meredup.
Tello, 2 Juli 2020
:: Foto: https://unsplash.com/@valentinsalja ::